Rabu, 29 Agustus 2012

OTAK WANITA LEBIH PEKA DARI PADA PRIA

OTAK WANITA LEBIH PEKA DARI PADA PRIA

Kenapa hal itu terjadi?
Menurut catatan medis, saat mengolah suatu pesan, pria hanya menanggung beban atas kinerja otak kirinya. Sementara wanita menanggung beban atas otak kiri dan kanan sekaligus. Jadi beban wanita lebih besar dari pada pria. Duh. . .beban apaan sih? Pasti bingung end nggak ngerti ya?
     Berdasarkan penelitian Dr. joseph Lurito. Asisten profesor radiologi di School of Medicine Indiana University, AS., wanita memiliki keunggulan lebih dalam aktivitas mendengar dibandingkan pria.
     Penelitian beliau menunjukkan kalau pria hanya menggunakan otak kiri dalam ‘mencerna’ hasil pendengarannya. Sementara wanita menggunakan kedua bagian otaknya, kiri dan kanan secara bersamaan dan proporsional.Perlu sobat ketahui kalau otak kiri itu lebih peka terhadap aspek intelektual (intellectually thinking). Cara kerjanya bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional. Sementara otak kanan, lebih peka terhadap perasaan (emotionally thinking). Cara kerjanya acak, tidak teratur, intuitif dan holistik.
      Nah, jelas kan sekarang mengapa para pria itu lebih bisa bersikap logis dan rasional ketika menghadapi suatu masalah karena pria menggunakan otak kiri ketika mencerna hasil pendengarannya. Dan mengapa wanita lebih banyak pertimbangan bahkan terkadang agak ‘lambat’ dalam menyelesaikan masalah karena wanita menggunakan kedua belahan otaknya yang cara kerjanya berbeda secara bersamaan. Kebayangkan gimana beratnya beban wanita ketika mendengarkan suatu pembicaraan.
      Masih belum yakin? Tanya deh sama Galileo eh salah. Yang bener tanya sama Dr. Joseph Lurito yang melakukan penelitian tentang kepekaan otak wanita dan pria dalam mencerna pendengaran dengan menggunakan metode scanning otak terhadap 20 wanita dan pria. Hasil penelitian ini telah dipresentasikan di Radiological Society Amerika Utara.
      Pasti sobat penasaran, gimana sih penelitian itu dilakukan sehingga didapat kesimpulan kalau otak wanita lebih peka dari otak pria? Secara konseptual, penelitian itu didasarkan pada metode dimana sejumlah imej multidimensi disalurkan secara serentak. Melalui transformasi aliran darah, imej tersebut akan disampaikan ke seluruh bagian otak berupa simbol-simbol.
      Imej multidimensi itu diwujudkan berupa sejumlah kutipan dari novel The Partner, karya John Grisham. Responden mendengarkannya melalui headphone. Untuk mengetahui aktivitas otak dari masing-masing responden dalam menterjemahkan pendengarannya, Lurito memantaunya melalui monitor pada Magnetic Resonance Imaging  (MRI).
      Dari situ tergambar, bahwa pada pria peningkatan aliran darah yang membawa simbol-simbol itu hanya terjadi ke bagian otak kiri. Sementara pada wanita, peningkatan aliran darah dialami kedua belah otak.
      “Penemuan ini, memperkuat dugaan bahwa kedua belah otak wanita memiliki peran yang dominan secara proporsinal. Baik bagian kiri maupun kanan, memiliki kontribusi yang sama dalam kerja otak wanita. Tidak demikian halnya pada diri pria,” demikian Dr. Edgar Kenton, spesialis syaraf dari Thomas Jefferson University, Philadelphia.
      Apakah kelebihan ‘mencerna’ pendengaran dengan dua belah otak sekaligus? Lurito menuturkan, pendengaran wanita dapat ‘mencerna’ pembicaraan dengan dua bahasa sekaligus. Mengapa begitu? Karena menurutnya, dengan penggunaan dua belah otak sekaligus, wanita memiliki kemampuan lebih besar dalam menyimak pembicaraan dua bahasa sekaligus, yang nota bene lebih kompleks.
      Wah pasti hidung para kaum hawa kembang kempis nih dipuji Doktor Lurito. Tapi ya itu tadi kayaknya para kaum hawa jangan ge er karena ternyata secara psikologis kaum wanita tidak menjadi lebih empati dibandingkan kaum pria. Buktinya wanita lebih cenderung untuk minta didengarkan dari pada mendengarkan
      “Ini saya ungkapkan semata-mata untuk memberitahukan bahwa wanita dan pria memiliki perbedaan dalam memproses bahasa. Sama sekali bukan ingin mempertentangkan masalah gender,” tandas Lurito. Ya, deh Dok kita juga setuju kok dengan pendapat dokter. Terima kasih atas penelitiannya yang telah menambah khasanah dunia pengetahuan. Ditunggu deh, penelitian-penelitian berikutnya. (jayanto)


Sumber: Majalah Muslimah