OTAK WANITA LEBIH PEKA DARI PADA PRIA
Kenapa hal itu terjadi?
Menurut catatan medis, saat mengolah suatu pesan, pria hanya menanggung
beban atas kinerja otak kirinya. Sementara wanita menanggung beban atas
otak kiri dan kanan sekaligus. Jadi beban wanita lebih besar dari pada
pria. Duh. . .beban apaan sih? Pasti bingung end nggak ngerti ya?
Berdasarkan penelitian Dr. joseph Lurito.
Asisten profesor radiologi di School of Medicine Indiana University,
AS., wanita memiliki keunggulan lebih dalam aktivitas mendengar
dibandingkan pria.
Penelitian beliau menunjukkan kalau pria hanya
menggunakan otak kiri dalam ‘mencerna’ hasil pendengarannya. Sementara
wanita menggunakan kedua bagian otaknya, kiri dan kanan secara bersamaan
dan proporsional.Perlu sobat ketahui kalau otak kiri
itu lebih peka terhadap aspek intelektual (intellectually thinking).
Cara kerjanya bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional. Sementara
otak kanan, lebih peka terhadap perasaan (emotionally thinking). Cara
kerjanya acak, tidak teratur, intuitif dan holistik.
Nah, jelas kan sekarang mengapa para pria itu lebih bisa bersikap logis
dan rasional ketika menghadapi suatu masalah karena pria menggunakan
otak kiri ketika mencerna hasil pendengarannya. Dan mengapa wanita lebih
banyak pertimbangan bahkan terkadang agak ‘lambat’ dalam menyelesaikan
masalah karena wanita menggunakan kedua belahan otaknya yang cara
kerjanya berbeda secara bersamaan. Kebayangkan gimana beratnya beban
wanita ketika mendengarkan suatu pembicaraan.
Masih
belum yakin? Tanya deh sama Galileo eh salah. Yang bener tanya sama Dr.
Joseph Lurito yang melakukan penelitian tentang kepekaan otak wanita dan
pria dalam mencerna pendengaran dengan menggunakan metode scanning otak terhadap 20 wanita dan pria. Hasil penelitian ini
telah dipresentasikan di Radiological Society Amerika Utara.
Pasti sobat penasaran, gimana sih penelitian itu dilakukan
sehingga didapat kesimpulan kalau otak wanita lebih peka dari otak pria?
Secara konseptual, penelitian itu didasarkan pada metode dimana
sejumlah imej multidimensi disalurkan secara serentak. Melalui
transformasi aliran darah, imej tersebut akan disampaikan ke seluruh
bagian otak berupa simbol-simbol.
Imej multidimensi itu
diwujudkan berupa sejumlah kutipan dari novel The Partner, karya John
Grisham. Responden mendengarkannya melalui headphone. Untuk mengetahui aktivitas otak dari masing-masing
responden dalam menterjemahkan pendengarannya, Lurito memantaunya
melalui monitor pada Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Dari situ tergambar, bahwa pada pria peningkatan aliran
darah yang membawa simbol-simbol itu hanya terjadi ke bagian otak kiri.
Sementara pada wanita, peningkatan aliran darah dialami kedua belah
otak.
“Penemuan ini, memperkuat dugaan bahwa kedua belah
otak wanita memiliki peran yang dominan secara proporsinal. Baik bagian
kiri maupun kanan, memiliki kontribusi yang sama dalam kerja otak
wanita. Tidak demikian halnya pada diri pria,” demikian Dr. Edgar
Kenton, spesialis syaraf dari Thomas Jefferson University, Philadelphia.
Apakah kelebihan
‘mencerna’ pendengaran dengan dua belah otak sekaligus? Lurito
menuturkan, pendengaran wanita dapat ‘mencerna’ pembicaraan dengan dua
bahasa sekaligus. Mengapa begitu? Karena menurutnya, dengan penggunaan
dua belah otak sekaligus, wanita memiliki kemampuan lebih besar dalam
menyimak pembicaraan dua bahasa sekaligus, yang nota bene lebih
kompleks.
Wah pasti hidung para kaum hawa kembang kempis
nih dipuji Doktor Lurito. Tapi ya itu tadi kayaknya para kaum hawa
jangan ge er karena ternyata secara psikologis kaum wanita tidak menjadi
lebih empati dibandingkan kaum pria. Buktinya wanita lebih cenderung
untuk minta didengarkan dari pada mendengarkan
“Ini saya ungkapkan semata-mata untuk
memberitahukan bahwa wanita dan pria memiliki perbedaan dalam memproses
bahasa. Sama sekali bukan ingin mempertentangkan masalah gender,” tandas
Lurito. Ya, deh Dok kita juga setuju kok dengan pendapat dokter. Terima
kasih atas penelitiannya yang telah menambah khasanah dunia
pengetahuan. Ditunggu deh, penelitian-penelitian berikutnya. (jayanto)
Sumber: Majalah Muslimah