Ditengah era globalisasi dan modernisasi
sekarang ini banyak nilai-nilai agama Islam yang sudah tidak
diperhatikan lagi oleh sebagian besar kaum muslimin. Mereka lebih bangga
dengan kebudayaan barat yang kafir yang jauh dari sifat manusiawi,
sebagaimana yang telah Allah firmankan :
“Sesungguhnya
Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan
amal shalih kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Dan
orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan
seperti makanannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal
mereka.” (QS. Muhammad: 12)
“Sesungguhnya kami jadikan untuk
isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunyau telinga (tetapi)
tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah) mereka itu seperti
binatang ternak , bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai.” (QS. Al-’Araaf: 179)
“Terangkanlah
kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu
mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar dan memahami. Mereka tidak
lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya
(dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan: 43-44)
Mereka
menganggap manusia bisa dikatakan maju dan modern dengan berpakaian yang
serba trendi (dengan memperlihatkan auratnya), bergaul bebas dengan
lawan jenis atau kumpul kebo serta menanggalkan fitroh yang lurus.
Kaum muslimin berada ditengah pergolakan nafsu syahwat. Sebagian mereka
membiarkan anak-anak gadisnya berpakaian yang memperlihatkan sebagian
ataupun seluruh tubuhnya dan bergaul bebas dengan lawan jenis tanpa ada
ikatan suci, hingga terkadang mereka tidak terasa telah menanggalkan
baju kesuciannya. Para orang tua pun seakan tak merasa bersalah dan
berdosa, padahal merekalah yang akan dituntut dan dimintai pertanggungan
jawab di hari kiamat kelak. Mungkin sebagian mereka tidak akan sadar
hingga anak gadisnya telah ternodai dan ditinggalkan oleh sang kekasih.
Sungguh menyedihkan keadaan kaum muslimin kecuali yang dirahmati Allah
Ta’ala. Mereka mengaku Islam sebagai agamanya, namun ketika diseru
kepada ajaran Islam yang sebenarnya mereka lebih mengutamakan nafsunya
dengan berdalih mengikuti perkembangan jaman (modernisasi).
Bisakah itu semua menjamin kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat
kelak ? Apakah dengan mengikuti perkembangan jaman bisa mengantarkan
mereka ke surga ? Sungguh benar sabda Rasulullah :
بَدَأَ الإِسلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ غَرِيبًا كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلغُرَبَاءِ
Artinya : “Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing
seperti awal munculnya maka beruntunglah orang-orang yang asing”
[HR.Muslim].
Maka alangkah gembira dan bahagianya kita jika
masih ada diantara para pemuda dan pemudi yang memiliki kecemburuan
terhadap Islam dan senantiasa menjaga kesucian. Mereka tidak mau
terjerumus kedalam lubang kenistaan dengan berpacaran sebelum
pernikahan. Jika mereka ingin menikah mereka jalankan diatas ajaran Nabi
sehingga terbentuklah rumah tangga sakinah, mawaddah dan rahmah.
Terpancar darinya cahaya keharmonisan, kebahagiaan serta cinta kasih nan
abadi. Allah ta’ala berfirman :
“Maka apakah orang yang
mendirikan masjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan
keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan
bangunannya di tepi jurang yang rutuh, lalu banguananya itu jatuh
bersama-sama dengan dia ke dalam neraka jahanam. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang Zalim.”[QS At-Taubah 109].
Kita harapkan dari mereka inilah muncul generasi Islam yang komitmen kepada ajaran agamanya dan sunnah Nabinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar